Judul: Senarai Tarian Imaji
ISBN: 978-602-225-057-9
Terbit: Juli 2011
Tebal: 245 halaman
Harga: Rp. 48.900,00
NAMA- NAMA KONTRIBUTOR::
Deskripsi:
Semua berdinding, kecuali imaji. Sekali ia menari maka sekali itu juga ia terkenang selamanya. Tak ada sekat tak ada rekat. Menikmati liukan imaji sama nikmatnya dengan memandangi dalam-dalam karya michelangelo atau Leonardo da vinci. Serba indah dan penuh makna. Melihat batas imaji jelas tidak mungkin, tapi menikmati tariannya atau jika berkenan, turut menari bersama justru akan membuatnya terasa sempurna. Biarkan pesona senarai tarian imaji menari dalam kepalamu. Tak berdinding. Tak berbatas.
Senarai Tarian Imaji
Kado Untuk Jepang
Judul : KADO UNTUK JEPANG
Tebal : viii + 166 (Isi, kertas Novel (book paper), cover (ivory 250gsm))
Penulis : Ahmed Ghoseen Al-Qohtany, Syaque H, dkk
Penerbit : AG Publishing (Juli, 2011)
ISBN : 978-602-9149-24-1
Harga : Rp. 35.000,- (Belum Termasuk Ongkos Kirim)
SINOPSIS :
Hidup adalah perjuangan, keindahan dan kemegahan Jepang pada akhirnya harus tercatat dalam hamparan ketikberdayaan yang menyebabkan penduduknya menderita.Inilah hidup… meski telah memperoleh predikat "Negara kaya" namun dalam sekejap mata telah menjadi tumpukan luka, tangis, kecewa dan kehilangan yang sangat dalam.Ya, hidup memang penuh teka-teki, maka sepandai apakah kita bisa menerima kenyataan hidup yang pahit itu? Sekuat apakah kita mampu bertahan hidup setelah dilanda musibah?
BCA KCP PASAR TENGAH
No. Rek. 2920411030 a.n WINARDI
atau
BRI Unit Bandar Lampung
No. Rek. 5794-01-002445-53-1 a.n Winardi
Curahan Hati Untuk Tuhan
Judul: Curahan Hati Untuk Tuhan
ISBN: 978-602-225-049-4
Terbit: Juli 2011
Tebal: 572 halaman
Harga: Rp. 96.700,00
Nama- nama kontributor:
royalty 100% untuk disumbangkan
order di www.leutikaprio.com harga 96.700 bbs ongkir
Deskripsi:
Mungkin sebagian orang takut untuk bercerita pada orang lain, takut apa yang dirahasiakan akan diketahui. Salah satu yang paling bagus, yakni mencurahkan isi hati kepada Tuhan dengan cara menuangkan curahan hatinya hanya untuk Tuhan, di mana kisah para penulis yang ingin menyampaikan isi hatinya pada Tuhan dengan cara mereka sendiri-sendiri. Ada yang mengatakan Tuhan tak adil, Tuhan tak sayang padaku, Tuhan tak cinta pada keluargaku, dan sebagainya.
Curahan Hati untuk Tuhan... Tercurahkan dalam hati untuk Tuhan
Curahan Hati untuk Tuhan... Maaf Tuhan, aku lancang berbicara cinta
Curahan Hati untuk Tuhan... Cangkir Cappucino untuk Tuhan
Curahan Hati untuk Tuhan... Mereguk doa di sajadah kasih
Ramadhan dan Daun Kenangan
Judul: Ramadhan dan Daun Kenangan (Kumpulan Puisi) ISBN: 978-602-225-045-6 Penerbit: LeutikaPrio (Juli 2011) Tebal: 84 halaman Harga: Rp. 25.300,00 (Belum termasuk ongkos kirim) Penulis: Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy, dkk Nama- nama kontributor: 1. Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy 2. Sigit Pradana 3. DzulQornaiyn Dzeus 4. Amanuddin 5. Atho' El-rahman 6. Potter Edogawa 7. Wahyu Andrian 8. Faizar Rudiannoor 9. AgrEgat Illah 10. Lulu El-Banjily 11. Faizah Mumtazah 12. NaZwa Nazly 13. Amiliya Maya Masyita 14. Sha de Orionz 15. Nur Adi Septanto Sinopsis: Ramadhan… Nama bulan yang tentu tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat. Walau telah sering melintas di telinga masyarakat, ia ibarat sosok wanita idaman yang sangat rupawan. Bak seorang bidadari yang membawa berjuta keindahan di tengah panasnya pergolakan bumi. Bak seorang teman lama yang sangat dinantikan kedatangannya. Di tengah kerinduan kita terhadap bulan ini, antologi puisi “Ramadhan dan Daun Kenangan” ini hadir, menemani kerinduan para pembaca. Bak oase di tengah gurun sahara, puisi-puisi ini mengalir. Bak rentetan selongsong peluru rangkaian kata demi kata tersusun. Membuat hati ini semakin rindu dan terus merindukan bulan yang agung ini. Kami persembahkan antologi puisi “Ramadhan dan Daun Kenangan” ke hadapan para pembaca, dan selamat menikmati indahnya lambaian kata-kata yang terukir didalam tiap barisnya. http://www.leutikaprio.com/produk/11028/kumpulan_puisi/1107213/ramadhan_dan_daun_kenangan/11051131/yusuf_ichsan_ats_tsaqofy_sigit_pradana_dzul_qornaiyn_dzeus_amanuddin_atho_el_rahman_zihkrul_syukri_dk
Zaman Edan
Saiki zaman edan Wis ngerti posoan Tapi kok isih goroan Opo wis ora wedi siksaan Saiki zaman edan Wis ngerti sholat kewajiban Tapi kok isih dulinan Opo wis wani kepanasan Saiki zaman edan Menungso podho niru kewan Sifate podho karo kewan Opo wis lali Qur'an Bumi Ilmu, 2011
Dari Diri
Dari dua mata Kudapat merenunginya Kudapat menatapnya Tajam muroqobah-Nya Dari dua telinga Kudapat mendengarnya Kalam suci milik-Nya Penuh arti serta makna Dari dua tangan Kudapat sentuhan Penuh cinta dari Tuhan Bergelar hamba beriman Bumi Ilmu, 6 Ramadhan 1433 H
Bila Ini
Bila puasa ini pelebur dosa Tak henti lisan menyebut asma-Nya Biar jatuh tumpah air mata Berharap diri bergelar takwa Bila lapar ini penahan dosa Tak henti perut dalam penatian-Nya Menatap hidangan waktu berbuka Mereguk maghfirohnya beralas cinta Bumi Ilmu, 6 Ramadhan 1433 H
Bait Lama
Awan senja tampak menguning Di penghujung Sya'ban yang kering Jiwa hanya jadi sosok terasing Di tengah dunia yang berpaling Tergusur masa yang terguling Ini bukan petir di siang bolong Atau bahkan bukan tong kosong Bahkan bukan macan ompong Yang hanya pandai cincong Aku hanya mengeja bait lama Yang masih ada walau tak bermakna Karena telah jauh tak senada Dengan jiwa- jiwa yang jumawa Bumi Ilmu, 2011
Di Masjid Kampung Aku Meraup Untung
Sebagai anak kost yang notabene sering kanker (kantong kering), aku harus pintar- pintar mengirit uang saku agar aku bisa menjalani puasa tahun ini dengan lancer tanpa halangan. Walau siang aku tak mengeluarkan kocek untuk mengisi perut, tapi aku harus bisa makan sahur dan berbuka puasa. Aku tak mau puasa tanpa sahur dan berbuka puasa. Aku sangat bersyukur saat ini kost tempatku masih dekat dengan Masjid. Aku punya pikiran Masjid inilah yang harus kujadikan tempat untuk ngabuburit. Di Masjid kampung aku juga bisa meraup untung. Kala waktu berbuka puasa tiba Alhamdulillah aku masih bisa menyantap takjil berama umat islam yang lainnya. Rasa syukur yang tak terhingga aku rasakan dalam indahnya kebersamaan. Aku hanya bisa berharap semoga orang- orang yang rela menyisihkan sedikit rezekinya untukku supaya Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih baik. Bumi Ilmu, 2011
Tangisan Ramadhan
Saudaraku Saat Ramadhan telah berjumpa dengan kita saat ini, pasti betapa bahagianya hati kita. Seolah kita bertemu dengan tamu agung yang tak kunjung datang. Selama kurang lebih satu tamu agung ini kita nanti- nantikan kehadirannya. Bahkan kita sangat ingin meraih cinta dan mereguk maghfiroh-Nya. Tak pantas rasanya kalau kita tega menyia- nyiakan kehadirannya. Apalagi kita tak mau menyambutnya dengan penuh cinta. Kini detik demi detik, hari demi hari telah kita lalui bersama tamu agung ini. Kita tak akan bisa merasakan ibadah penuh cinta kepada Allah SWT saat tamu agung ini tak kunjung datang. Tapi kini kita masih bisa merasakan masa- masa kedamaian dan dekatnya hati kita kepada Allah SWT. Kita pasti yakin tak akan bisa merasakan semua ini tanpa kecintaan yang mendalam kepada Allah SWT. Saudaraku Mari kita reguk cinta dan kasih-Nya di malam- malamnya, hirup dalam- dalam anugrah dan barokah waktu sahurnya, cicipi indahnya Firman-Nya. Jangan sampai Ramadhan tahun ini kita berada di ujung penyesalan. Karena penantian begitu panjang jika kita hanya mampu menyesal dan menangisi kedunguan kita. Karena perpisahan dengan Ramadhan adalah masa- masa yang tak akan tergantikan. Saudaraku Jangan sia-siakan waktu yang tersisa ini. Rasakan benar-benar kehadiran kita di bulan ini. Lantunkan dzikir, tilawah Al Qur’an, munajat, permohonan ampun di bulan ini. Buang kepenatan, hilangkan rasa lelah, dan paksalah diri ini. Kejarlah segala yang terluput dari diri kita pada malam Lailatul Qadr. Sekarang, saudaraku. Jangan tunda lagi. Dan, bersiaplah untuk meneteskan air mata. Karena pada saatnya nanti kita pun harus berpisah dengan bulan ini. Bumi Ilmu, 5 Ramadhan 1433 H
Masjid: Tempat Ngabuburit Paling Irit
Ngabuburit saat Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat ditunggu- tunggu oleh semua masyarakat. Dari yang uda hingga yang tua, dari yang pemuda hingga pemudi, dari jomblowan hingga jomblowati. Mereka juga tak mau ketinggalan tempat- tempat ngabuburit yang sangat cocok dan pas untuk mereka nikmati. Mulai dari alun- alun kota, pasar, mall, warnet dan pusat jajanan kota sudah menjadi tempat yang seru bagi mereka. Apalagi ditambah dengan pertunjukan- pertunjukan yang seru ataupun pameran jajanan takjil untuk persiapan berbuka puasa.
Ngabuburit di masjid bagiku juga tak kalah pentingnya dan kuanggap ngabuburit yang paling irit. Tapi hanya ada sedikit perbedaan ngabuburitku dengan kebiasaan orang lain. Ngabuburitku selama Bulan Ramadhan hanya kuhabiskan dengan membaca Al Qur’an saja. Karena sudah tertanam dalam jiwaku kalau ramadhan tahun ini aku harus bisa menghatamkan Al Qur’an 30 Juz. Ngabuburitku tak hanya sendirian. Banyak anak- anak santri yang menghabiskan ngabuburit mereka dengan membaca Al Qur’an di Masjid. Kata mereka itung- itung biar lupa kalau lagi puasa hingga adzan Maghrib berkumandang. Dan yang paling penting bisa meramaikan acara buka bersama dengan umat islam yang lain.
Walau kata sebagian orang “ngabuburit kok di Masjid”, aku tak pernah berkecil hati. Malahan aku bisa mendapatkan kenikmatan yang tiada tara bisa menanti waktu berbuka puasa dengan banyak ibadah kepada Allah SWT di Masjid. Aku masih teringat nasehat Rasul dalam sebuah Hadistnya. Bahwa salah satu kriteria orang yang akan mendapatkan naungan di hari kiamat kala tiada naungan kecuali naungan-Nya adalah pemuda yang hatinya selalu terpaut di Masjid.
Semoga ngabuburitku selama ini mendapatkan keberkhan dari Allah SWT. Dan semoga suatu saat nanti Masjid bisa ramai oleh umat islam yang akan ngabuburit. Mereka bisa menghadiri kajian ataupun menghatamkan Al Qur’an. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.
Bumi Ilmu, 2011